telah seminggu lewat bangsa ini merayakan ulang tahunnya yang ke 63. di sana sini ramai orang merayakannya. rasa nasionalisme pun seakan bangkit dari alam kubur untuk bersama diagungkan. kebetulan di kampungku juga digelar aneka lomba. bahkan hampir sebulan penuh! yang paling menarik perhatianku adalah lomba anak-anak dan balita.
berbagai lomba untuk anak dan balita digelar selama 3 hari penuh. makan krupuk, balita tertawa, balita merangkak, menyusun puzzle, menyusun ring warna, sepeda hias, futsal anak-anak, balap sepeda, dan masih banyak lagi.
lombanya sendiri berlangsung meriah dan menghibur. namun yang membuat aku mengurut dada adalah adanya orang tua balita dan anak-anak itu yang sama sekali tidak mengerti etika dan sportifitas. contohnya mereka membantu anak-anak itu dalam lomba makan kerupuk dengan cara memegang tali supaya gampang masuk mulut. bahkan ada yang nekat pegang krupuknya. dalam lomba puzzle juga demikian, bukan para balita itu tapi tangan orangtuanya yang aktif berkarya.
kalau niatnya adalah sekedar lucu-lucuan, mungkin bisa diterima. tapi kalau kemudian para orantua curang itu mengklaim anaknya yang menang…waduh!
contoh lainnya, dalam lomba sepeda hias, panitia telah menetapkan bahwa tidak boleh menggunakan material baru (beli di toko) cukup manfaatkan apa yang ada di rumah. niat panitia adalah agar orangtua tidak terbebani harus membeli pernak-pernih kertas hias dan agar lebih cenderung mementingkan kreatifitas dengan memanfaatkan segala yang ada di rumah. namun sayangnya, pada pelaksanaannya tetep saja sebagian besar sepeda berhiaskan pernak pernik yang jelas baru dibeli dari toko. weh!
lantas bagaimana makna tujuhbelasan bagi mereka ini? bagiku seharusnya moment ini dipergunakan untuk memberikan pendidikan moral ke anak-anak akan pentingnya menghargai kejujuran, sportifitas, dan tidak mementingkan kemenangan. karena hanya generasi muda yang jujur, sportif, dan tidak kenal menyerahlah yang sanggup menjaga martabat dan harkat bangsa ini di masa depan.
kalau kecil – kecil sudah dididik menjadi curang, mementingkan diri sendiri, tidak bisa menerima kekalahan, mau dibawa ke mana bangsa ini?