sebuah cerita yang kuambil dari sebuah milis, semoga menjadi cermin bagi diri kita.
=====
Halte Volvo di Jalan Raya Pasar Minggu, Jakarta Selatan, semakin padat.
Hujan deras yang tiba-tiba turun membuat sejumlah pengendara
sepeda motor berhenti untuk berteduh. Pejalan kaki pun tak mau
ketinggalan. Demi menghindari hujan, mereka berlarian menuju halte
ini. Seorang pemuda tampak terpeleset saat berlari menuju halte ini.
Tak sampai lima menit, halte dipenuhi tak kurang dari 30 orang. Halte
yang sebelumnya sepi, kini ramai oleh gemeretak rahang orang
menahan dingin. Desahan menggigil juga meramaikan suasana.
Asap rokok tampak begitu tebal di halte ini. Beberapa wanita terpaksa
menutup hidung menghindari sambaran tar dan nikotin itu.
Tak berapa lama, sebuah gerobak bakso merapat ke pinggir trotoar halte.
Kemudian, sang penjual ikut berteduh. Halte pun makin padat.
“Mas, baksonya dua. Yang satu tidak pakai mi,” kata seorang wanita pada
si penjual bakso.
Masih tampak kedinginan, dengan baju sedikit basah, Kusnadi, tukang
bakso itu, segera menghampiri gerobaknya dan menyiapkan pesanan
sang wanita.
Belum selesai membuat pesanan pertama, dua pemuda juga memesan bakso.
“Bakso saya tidak pakai seledri ya, Mas,” kata pemuda itu.
Tak lama, tukang bakso berusia 32 tahun itu sibuk membagikan empat
mangkuk bakso pada pemesannya di tengah kepadatan halte.
Kepulan asap kuah bakso, ternyata mengundang peneduh lain memesan bakso
Kusnadi. Pria asal Bojonegoro, Jawa Timur ini pun
membatalkan niatnya berteduh.
Tak lagi perduli dengan baju basah dan udara dingin, Kusnadi sigap
melayani pembeli seperti halnya saat cuaca cerah. Sesekali, ia
tampak sedikit tergelincir licinnya lantai halte..
Sekitar pukul…